Disway.id, NTT - Angka kebutuhan rumah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 90.500 unit rumah. Hal ini disampaikan Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu saat meresmikan gedung baru Kantor Cabang (KC) Kupang, NTT.
Nixon menjelaskan NTT merupakan salah satu wilayah potensial sejalan dengan besarnya kebutuhan pembiayaan perumahan dan pertumbuhan sektor konstruksi serta real estate yang tinggi.
"Hingga kini, angka kebutuhan rumah (backlog) di NTT mencapai 90.500 unit," kata Nixon, Rabu (9/6/2025).
Relokasi kantor BTN ke gedung baru ini, kata dia, menjadi simbol optimisme dan komitmen BTN dalam memperluas layanan perbankan dan perannya dalam mendorong pembiayaan perumahan rakyat di kawasan Indonesia Timur.
BTN menargetkan mampu mempercepat penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Secara nasional, BTN menargetkan pembangunan 220.000 unit rumah dalam program tersebut.
"Mengingat backlog perumahan di NTT mencapai 90.000 unit, BTN berkomitmen mengurangi angka tersebut. Melalui program tiga juta rumah khususnya FLPP," jelasnya.
BACA JUGA:BTN Perkuat Ekonomi NTT Lewat Ekspansi Bisnis Perumahan
Kantor cabang baru ini juga akan menjadi koordinator bagi jaringan kantor BTN lainnya di seluruh NTT. Nixon menekankan, sektor perumahan memberikan efek domino yang signifikan terhadap perekonomian.
"Satu rumah butuh lima orang tukang dan bahan dasar pembangunan rumah itu 90% menggunakan bahan baku lokal sehingga pertumbuhan sektor perumahan di NTT akan mendukung peningkatan ekonomi provinsi ini," jelas Nixon.
Selain fokus pada pembiayaan perumahan dan konstruksi, BTN juga membuka layanan untuk UMKM, kontraktor, industri jasa, perguruan tinggi negeri, serta sektor ritel dan konsumer.
BACA JUGA:Konsolidasi Jelang Spin Off, BTN Syariah Gelar Rakernas
BTN Miliki Kontribusi Signifikan
Nixon mengatakan BTN dapat memberikan kontribusi signifikan di NTT. Misalnya dengan membangun 30.000-40.000 unit rumah per/tahun.
"KPR yang ditawarkan memiliki angsuran terjangkau, sekitar Rp 900 ribu sampai Rp 1 juta per bulan, dengan upaya untuk memperpanjang tenor menjadi 25 tahun sehingga angsuran dapat ditekan hingga Rp 700 ribu per/bulan," terangnya.