Kehadiran wisatawan memberi dampak positif bagi perekonomian desa, yang selama ini lebih bergantung pada hasil pertanian dan nelayan tradisional.
Pemerintah desa bersama warga mulai berupaya menata kawasan ini agar lebih nyaman dikunjungi. Langkah awal yang telah dilakukan antara lain membuat jalan setapak menuju pantai serta memasang papan petunjuk arah sederhana.
Perencanaan ke depan meliputi pembangunan fasilitas pendukung seperti gazebo dan area parkir. Namun, masyarakat tetap berkomitmen menjaga agar suasana alami dan kebersihan pantai tetap terjaga.
Pengembangan Pantai Tolanamon juga mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten. Melalui Dinas Pariwisata, sudah dilakukan survei awal untuk melihat potensi dan kebutuhan mendesak.
Fokus utama pemerintah kabupaten adalah membantu penyediaan sarana dasar seperti toilet umum, tempat sampah, serta promosi melalui media digital dan brosur wisata.
Harapannya, kehadiran Tolanamon sebagai destinasi baru dapat melengkapi kekayaan wisata Pulau Rote yang sudah dikenal luas.
Selain Pantai Tolanamon, Pulau Rote sendiri memiliki sejumlah destinasi andalan lain seperti Pantai Nembrala yang menjadi surga bagi para peselancar, budaya tradisional Ti’i Langga, hingga alat musik khas sasando.
Kehadiran Tolanamon memberi warna baru, khususnya bagi wisatawan yang mencari suasana lebih tenang dan alami, jauh dari keramaian.
Pemerintah daerah juga mendorong pembentukan kelompok sadar wisata di Desa Inaoe agar pengelolaan pantai lebih terstruktur.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Alam dan Iman di Flores Timur, Surga Tersembunyi di Ujung Pulau Flores
Dengan pengelolaan yang baik, Tolanamon dapat menjadi contoh destinasi wisata berbasis masyarakat yang tetap mengutamakan kelestarian lingkungan.
Edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan pantai juga menjadi prioritas, agar keindahan Tolanamon tetap terjaga untuk generasi mendatang.