Sampai saat ini, melalui PLN UIP Nusra, pengembangan geothermal di Pulau Flores terus dilakukan, di antarnya melalui perluasan kapasitas PLTP Ulumbu melalui unit 5-6 di Poco Leok, serta pengembangan PLTP Atadei (2x5 MW) di Kabupaten Lembata, yang keduanya kini dalam tahap pengadaan tanah.
Selain kedua pembangkit ini, proyek yang tak kalah penting ialah pembangunan PLTP Mataloko di Kabupaten Ngada, yang saat ini, dalam proses pembangunan access road dan infrastruktur pendukung.
"Sesuai arahan dan visi pemerintah yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), infrastruktur geothermal di NTT akan terus dikembangkan agar dapat menjangkau seluruh masyarakat," kata Yasir.
Sementara itu, di NTB, juga telah digencarkan sejumlah pembangkit berbasis energi terbarukan, seperti PLTA dan PLTS. Di samping itu, GM Yasir juga menegaskan secara jaringan, listrik di NTB sudah menjadi satu kesatuan atau dengan kata lain saling terhubung.
Energi yang saling menopang itu, salah satunya hadir melalui proyek yang tengah berjalan, seperti SUTT 150 kV Jeranjang-Sekotong sepanjang 29,5 kilometer-route (kmr) yang menghubungkan gardu induk (GI) Jeranjang dengan GI Sekotong.
"Koneksi ini meningkatkan keandalan listrik, meningkatkan rasio elektrifikasi di Sistem Lombok, serta menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi di Lombok. Apalagi pariwisata Pulau Lombok semakin hari semakin bertumbuh dan diminati," ucap Yasir.