Trump Ancam Tarif 100% untuk Film Produksi Luar Negeri, Nasib Industri Bioskop?

Donald Trump berlakukan tarif untuk industri film--
Disway.id, NTT - Presiden Donald Trump kembali mencuri perhatian dunia dengan kebijakan kontroversial yang menyasar industri perfilman global. Melalui platform media sosialnya, Truth Social, Trump mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif sebesar 100% terhadap film yang diproduksi di luar Amerika Serikat. Kebijakan ini digadang-gadang sebagai langkah untuk "menyelamatkan" industri film domestik yang ia nilai sedang mengalami "kematian yang sangat cepat."
Latar Belakang Kebijakan
Menurut Trump, berbagai negara seperti Kanada, Inggris, dan Australia telah memberikan insentif pajak dan subsidi besar-besaran untuk menarik produksi film internasional. Hal ini menyebabkan banyak rumah produksi Hollywood memilih untuk syuting atau menyelesaikan proses pasca-produksi di luar negeri demi efisiensi biaya. Trump menilai praktik ini sebagai bentuk "propaganda asing" dan ancaman terhadap keamanan nasional.
BACA JUGA:Flobamora Film Festival 2025 Meningkatkan Kreativitas Pemuda, Pemkot Kupang siap Dukung
Tujuan dan Implementasi
Trump telah menugaskan Departemen Perdagangan dan Perwakilan Dagang AS untuk menyusun rincian penerapan tarif ini secepat mungkin. Namun, belum ada kejelasan teknis terkait definisi film yang dianggap "diproduksi di luar negeri." Apakah berdasarkan lokasi syuting, penyuntingan, atau bahkan negara asal kru dan investor—semua masih menjadi tanda tanya besar.
Reaksi Global
Pengumuman ini mendapat respons keras dari berbagai negara. Pemerintah Australia menyatakan keprihatinannya, mengingat negara tersebut telah menjadi lokasi favorit bagi banyak produksi film besar karena fasilitas dan insentif yang kompetitif. Inggris dan Kanada juga mengecam rencana tarif ini karena dinilai mengganggu kerja sama internasional yang selama ini telah berjalan baik di industri hiburan.
BACA JUGA:Sinopsis Dendam Malam Kelam: Awal Arya Saloka dan Davina Karamoy Selingkuh
Dampak bagi Industri Film
Industri film modern merupakan ekosistem global yang sangat kompleks. Banyak film Hollywood yang memanfaatkan kru, teknologi, atau lokasi dari berbagai negara. Tarif 100% bisa membuat biaya produksi membengkak secara drastis, mengurangi keuntungan, dan membatasi fleksibilitas kreatif.
Di sisi lain, kebijakan ini juga bisa memicu tindakan balasan dari negara-negara yang merasa dirugikan, seperti penarikan subsidi untuk film AS atau pembatasan distribusi film Hollywood di luar negeri.
Sumber: