Wisata NTT: Kampung Adat Waru Wora, Dekat Pantai Marosi, Keaslian Masih Terjaga

Wisata NTT: Kampung Adat Waru Wora, Dekat Pantai Marosi, Keaslian Masih Terjaga

Pesona Kampung adat Waru Wora--

Disway.id, NTT - Nusa Tenggara Timur (NTT) memang tak habis-habisnya menawarkan pesona budaya dan alam yang menakjubkan. Salah satu destinasi yang mulai mencuri perhatian adalah Kampung Adat Waru Wora, yang terletak tak jauh dari Pantai Marosi, di Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat. Kampung ini menjadi saksi bisu sejarah, warisan budaya, dan kearifan lokal yang masih terjaga hingga kini.

 

Warisan Leluhur yang Masih Hidup

Kampung Waru Wora berdiri kokoh di atas bukit kecil dengan deretan rumah adat khas Sumba yang beratapkan ilalang tinggi (uma bokulu). Rumah-rumah ini dibangun dengan teknik tradisional tanpa paku, mencerminkan nilai estetika dan fungsi kosmologis masyarakat Sumba.

Masyarakat di kampung ini masih menjalani kehidupan yang kental dengan tradisi adat. Upacara adat, pola permukiman, serta sistem sosialnya berjalan seperti ratusan tahun silam. Tidak ada listrik modern di beberapa rumah, dan penggunaan teknologi masih sangat terbatas — menjadikan kampung ini sebagai gambaran nyata kehidupan Sumba tradisional yang “nyaris tak tersentuh zaman.”

 

Dekat Pantai Marosi, Surga Alam Sumba

Lokasi Kampung Adat Waru Wora yang hanya berjarak sekitar 15 menit dari Pantai Marosi, menjadikannya destinasi paket lengkap bagi wisatawan. Pantai Marosi sendiri terkenal dengan pasir putihnya yang halus, ombak yang menantang bagi peselancar, serta panorama matahari terbenam yang memukau.

Wisatawan yang datang dapat menikmati ketenangan dan keindahan alam Marosi di pagi atau sore hari, lalu menyelami kedalaman budaya Waru Wora pada siang hari. Perjalanan menuju kampung ini pun menyuguhkan pemandangan perbukitan savana khas Sumba yang sangat fotogenik.

 

Ramah untuk Wisata Budaya

Masyarakat Waru Wora sangat terbuka kepada wisatawan, meskipun tetap menjaga batas-batas adat. Beberapa rumah adat dibuka sebagai homestay sederhana bagi tamu yang ingin tinggal dan belajar langsung tentang kehidupan masyarakat Sumba.

Pengunjung bisa menyaksikan langsung proses tenun ikat, upacara adat kecil, hingga mencicipi hidangan lokal yang dimasak dengan tungku kayu. Pengalaman ini sangat cocok bagi wisatawan yang ingin “lari sejenak” dari hiruk-pikuk kehidupan kota dan merasakan kedamaian dalam balutan budaya.

 

Sumber: