Gracia Maria Prudensia Balan, Pebisnis Muda Asal NTT yang Sudah Ekspansi ke Timor Leste

Gracia Maria Prudensia Balan, Pebisnis Muda Asal NTT yang Sudah Ekspansi ke Timor Leste

Sosok Gracia Maria Prudensia Balan, Pebisnis Muda Asal NTT yang Sudah Ekspansi ke Timor Leste--

Disway.id, NTT - Gracia menyadari dinamika dalam dunia usaha dan bisnis online yang telah digelutinya dari tahun 2020 hingga kini.

Dia melihat peluang itu lewat celah bisnis online dan itu masih terbuka besar. Instingnya tajam dalam melihat peluang-peluang itu. Ketekunan yang dimilikinya begitu panjang dan ia tidak mudah putus asa tatkala tantangan datang sebagai teman seperjalanan. Ia merangkul dalam doa supaya asa terus tumbuh memanen rupiah di kota kelahirannya yang bernama Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga membawanya berekspansi ke negara tetangga Timor Leste sebagai pebisnis muda yang ingin lebih sukses memeluk masa depan yang sudah dirinai doa dan restu kedua orang tuanya.

Jika dalam dunia usaha dan bisnis online yang telah digelutinya dari tahun 2020 hingga kini, ia tetap tegak berjalan dalam celah-celah bisnis online itu untuk memindahkan uang orang lain ke kantongnya dengan kegigihan dan tekad baja. Ia melebur dalam konsistensi yang utuh dengan tetap menjaga kepercayaan customer sebagai pebisnis muda asal NTT. Kepercayaan menjadi sentral dalam usaha bisnis onlinenya.

Pebisnis muda asal NTT yang telah bersinar sejak tahun 2020 itu bernama Gracia Maria Prudensia Balan. Ketika dihubungi media, Kamis, 28 Agustus 2025, ia mengatakan, “Karena saya melihat peluang besar ketika berbisnis melalui online, karena pasaran bisnis online dapat dijangkau dari banyak orang-orang yang aktif menggunakan media online (media sosial). Saya terinspirasi dari orang-orang yang telah terjun duluan dalam mempromosikan dan menjual produk-produk mereka di media online. Karena saya melihat, orang-orang ini banyak telah sukses dari hasil penjualan produk-produk mereka,” kata anak ketiga dari pasangan suami-istri (pasutri) Agustinus Balan dan Elisabeth Bili.

 

Ia mengakui bahwa di saat bersamaan menjalankan bisnis online yang telah dirintisnya sejak tahun 2020, ia pernah mengalami tantangan terbesar dan terberat yaitu mengalami kerugian. Ia tahu bahwa itu sangat melukai tapi ia cepat insaf dan sadar bahwa setiap usaha dalam menjalankan bisnis online, akan ada tantangan dan tidak membuatnya terpuruk. Ia meninju langit dalam diam dan terus bangkit untuk tetap semangat melanjutkan bisnis online karena ia sungguh percaya dan imani bahwa setiap pengalaman dan kerugian yang ia alami, Tuhan pasti menggantikan dengan berkat yang lebih banyak dan besar untuk bisnisnya semakin besar dan bertumbuh ke benua lain dan negara tetangga Timor Leste terdekat.
“Reaksi orang tua awalnya khawatir, namun seiring berjalan waktu, orang tua saya merasa bangga dan senang karena anak perempuan mereka begitu mandiri karena mereka melihat secara langsung begitu banyak orderan yang orang-orang percayakan kepada saya dan saya mampu menanggulangi semuanya itu sendiri,” kata Densi Balan, begitu orang-orang memanggilnya.

 

Tanam Kepercayaan Customer dan Ekspansi ke Timor Leste

Bagi Densi Balan, nama panggilan kesehariannya, memberi dan menanam kepercayaan bagi para customer merupakan pijakan sentral yang tidak bisa ditukar dengan apapun. “Saya menanamkan rasa kepercayaan yang besar dari para customer saya, sehingga dari kepercayaan besar itulah banyak customer saya yang selalu mempercayakan order barang-barang mereka melalui saya. Dan saya selalu pastikan pembeli saya ketika mau berbelanja yang di mana ketika melakukan orderan barang, mereka harus wajib melakukan payment di awal atau DP sebagai pertanggungjawaban mereka sebagai pembeli yang telah deal (sepakat) ketika melakukan orderan sebuah barang di saya,” tambah wanita pemeluk Katolik taat ini dengan intonasi tegas.
“Selain sedaratan NTT, saya juga memiliki beberapa customer di Negara Timor Leste. Karena saya melihat dalam negara yang sedang dalam pembangunan ini atau berkembang ini terkhususnya di Timor Leste, masih begitu banyak kekurangan dari segi produksinya. Sehingga saya membantu beberapa customer saya ini untuk berjalannya suatu produk mereka sendiri di sana, yang mereka pasarkan di negara tersebut,” kata Densi Balan yang adalah alumni Universitas Negeri Nusa Cendana (Undana) Kupang, itu sembari terus menancapkan ekspansi bisnis onlinenya ke Timor Leste.
Ia merupakan salah satu alumni Undana Kupang yang bukan berasal dari program studi manajemen atau program studi bisnis, tetapi ia berani merambah bisnis online itu dengan keyakinan teguh. Karena ia tahu betul, perkembangan teknologi memudahkan semuanya dan itu telah terbukti dengan masifnya bisnis online yang dijalaninya terus tumbuh bak jamur di musim hujan dan bersinar seperti bulan. Bisnisnya itu tidak berjalan sendirian, tapi melibatkan kekuatan semesta dan doa pada Tuhan sebagai sumber penghidupan dan ia ingin sukses sebagai perempuan di bidang bisnis online itu.

Ia juga mengakui bahwa baru-baru ini, ia memasuki Timor Leste bukan sekadar jalan-jalan, tapi melihat peluang usaha di sana dengan pasaran apa yang paling dibutuhkan di Timor Leste, sekaligus mengenali karakteristik warga dari negara bekas jajahan Indonesia itu.

“Baik adanya, karena melalui bisnis online ini saya bisa menawarkan jasa saya atau memperkenalkan jasa saya kepada masyarakat yang belum banyak orang ketahui. Serta saya dapat membantu orang-orang yang mungkin membutuhkan barang-barang yang saya pasarkan melalui media sosial atau media online ini. Dan juga saya kira saya dapat memotivasi anak-anak muda di zaman sekarang ini untuk tidak menyalahgunakan sosial media sebagai sarana untuk hanya gaul-gaul saja, tetapi dapat membantu agar anak-anak muda sekarang lebih mandiri dan berinovasi melalui usaha-usaha yang dijalani,” kata Densi Balan yang bercita-cita menjadi pengusaha.

“Yaitu dengan membantu saudara-saudari saya yang mungkin masih berkekurangan dan mengedukasi mereka melalui berbagai pengalaman-pengalaman saya dalam berbisnis, sehingga mereka yang mungkin memiliki keterampilan dapat dipergunakan dengan baik, dengan menjual atau memasarkan hasil-hasil keterampilan mereka melalui media-media online (media sosial) sehingga dapat dijangkau banyak orang,” tambah wanita kelahiran Kupang pada 12 April 1999 itu.

Sumber: