Fakta Pulau Adonara di NTT, Warisan Turun Temurun

Fakta Pulau Adonara di NTT, Warisan Turun Temurun

Fakta Pulau Adonara di NTT, Warisan Turun Temurun--

NTT, DISWAY.ID - Pulau Adonara berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau Adonara memiliki sejarah panjang dan cerita asal-usul yang diwariskan secara turun-temurun melalui tradisi lisan.

Tentunya pulau ini menjadi bagian dari gugusan Kepulauan Solor yang terletak di antara Flores dan Lembata. Dalam catatan sejarah dan kisah rakyat, Pulau Adonara dikenal tidak hanya karena bentang alamnya yang didominasi oleh gunung api seperti Ile Boleng, tetapi juga karena cerita asal-usul pulau ini.

Penasaran? Simak penjelasannya berikut ini yang dikutip dari berbagai sumber.

 

Sejarah dan Legenda

Kehidupan di Adonara ini sering disebut-sebut berkaitan dengan kisah rakyat tentang seorang perempuan, ia bernama Sedo Lepan. Digambarkan sebagai manusia pertama dengan tubuh yang ditumbuhi bulu lebat dan dipercaya muncul bersamaan dengan kemunculan Gunung Boleng, yang oleh orang lokal disebut ile gere atau gunung yang timbul.

Dari tubuh Sedo Lepan kemudian lahirlah seorang perempuan lain bernama Kewae Sedo Bolen. Selama bertahun-tahun Kewae Sedo Bolen hidup seorang diri di lereng Ile Boleng hingga akhirnya datang seorang laki-laki dari Pulau Lembata bernama Kelake Ado Pehan.

Ia meninggalkan Lembata karena dituduh sebagai suanggi penyebab meletusnya gunung Adowojo, lalu mengarungi laut dengan perahu dari batang kelapa hingga tiba di Adonara. Pertemuan dengan Kewae Sedo Bolen membuat keduanya menikah dan dari perkawinan itu lahirlah tujuh anak laki-laki yang dipercaya menjadi nenek moyang tujuh suku besar di Pulau Adonara.

 

Asal-usul Adonara

Nama pulau ini memiliki arti "Adonara" yang berasal dari dua kata Lamaholot, yaitu Ado yang merujuk pada nama laki-laki pertama Kelake Ado Pehan dan Nara yang berarti kampung, bangsa atau kaum kerabat. Jadi Adonara dimaknai sebagai "kampung atau kaum milik Ado" yang menegaskan kembali peran tokoh Ado sebagai leluhur.

Namun ada versi lain yang menyebutkan bahwa nama Adonara berasal dari Adok dan Nara. Kata Adok berarti mengadu domba atau menyuruh berkelahi, dan Nara tetap dimaknai sebagai kampung atau kaum.

Versi ini muncul karena dalam sejarah lisan masyarakat sering terjadi konflik antar kampung, sehingga makna Adonara dihubungkan dengan sejarah pertikaian tersebut. Kedua tafsir ini sama-sama berkembang dan menjadi bagian dari ingatan kolektif masyarakat Adonara tentang identitas pulau ini.

 

Adat

Selain mengikuti sistem pemerintahan negara, masyarakat Adonara juga mengenal pemerintahan adat yang berbasis pada suku. Setiap suku dipimpin oleh seorang kepala suku. Dalam sistem ini, terdapat pula kelompok bangsawan yang disebut Ata Kebelen dalam bahasa Lamaholot, yang memiliki peran penting dalam penyelenggaraan pemerintahan adat.

Kepala suku berfokus pada hal-hal yang bersifat adat dan spiritual, seperti memimpin upacara atau menjatuhkan sanksi adat. Sementara itu, para Ata Kebelen biasanya memegang jabatan pemerintahan formal, seperti kepala dusun, kepala desa, lurah, hingga camat. Keduanya menjalankan fungsi masing-masing dengan harmonis tanpa saling melangkahi kewenangan.

Sumber: