Menurut Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kemendukbangga/BKKBN, Sunarto, Minggu (21l2/6/2025), di Jakarta, pelaksanaan kegiatan ini bertujuan meningkatkan akses pelayanan KB yang berkualitas bagi Pasangan Usia Subur (PUS). Termasuk meningkatkan komitmen pemerintah pusat, pemerintah daerah serta mitra kerja tentang program KB.
Juga untuk meningkatkan capaian peserta KB baru Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan non MKJP. Serta menjaga keberlangsungan pemakaian kontrasepsi.
• Penetapan Target & Penajaman Program
Selain dalam rangkaian memperingati Harganas, pelayanan KB serentak digelar untuk memenuhi beberapa target yang telah ditetapkan dalam rancangan Rencana Strategi Kemendukbangga/BKKBN 2025-2029. Dalam hal pemenuhan kebutuhan ber-KB dengan metode modern, Kementerian menargetkan menjadi 87,1 persen di 2029 dari 84,7 persen pada 2025.
Ditargetkan juga penurunan kehamilan yang tidak diinginkan sebesar 11,3 persen menjadi 10,0 persen di periode yang sama. Penurunan juga ditargetkan pada angka kelahiran menurut kelompok umur/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dari 19,4 per 1.000 wanita pada 2025 menjadi 17,8 per 1.000 wanita pada 2029.
--
Untuk mencapai beberapa sasaran strategis di atas, Kemendukbangga/BKKBN memerlukan penajaman program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan dan berdampak terhadap sasaran yang diharapkan.
Mengutip pernyataan Kedeputian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Kemendukbangga/BKKBN, salah satu kebijakan kementerian adalah meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (KBKR) yang komprehensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran.
Evaluasi implementasi kebijakan ini akan diukur setiap tahun dengan indikator kinerja program yaitu Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Modern/Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) dengan target 61,8 persen pada 2025; Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/Unmet Need akan diturunkan menjadi 10,5 persen pada 2025; dan persentase Pasangan Usia Subur dengan Kehamilan Risiko Tinggi sebesar 27,6 persen tahun 2025.
BACA JUGA:Daerah yang Ngotot Ingin Lepas dari NTT: Tiga Calon Provinsi Baru di Timur Nusantara
Untuk mewujudkan akselerasi peningkatan cakupan peserta KB sehingga target program KBKR tahun 2025 dapat tercapai, maka dilaksanakan pelayanan KB serentak di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan momentum/hari besar nasional atau internasional.
"Hari Keluarga Nasional merupakan salah satu hari besar nasional yang sangat krusial dan fundamental. Hal ini mengingat peran keluarga sebagai pilar utama dalam pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur dan sejahtera," ujar Wahids, Ketua Pelaksana Harganas 2025, yang juga adalah Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Kemendukbangga/BKKBN.