Nyi Roro Kidul: Legenda, Spiritualitas, dan Simbol Keseimbangan Alam dalam Budaya Jawa

Jumat 17-10-2025,12:15 WIB
Reporter : Dimas Satriyo Nugroho
Editor : Dimas Satriyo Nugroho

NTT, DISWAY.ID - Dalam khazanah budaya Jawa, nama Nyi Roro Kidul menempati posisi istimewa. Ia bukan sekadar sosok mitologis, melainkan bagian dari kepercayaan, spiritualitas, dan filosofi hidup masyarakat Jawa. Dikenal sebagai Ratu Laut Selatan, ia digambarkan sebagai perempuan berparas jelita yang berkuasa atas samudra selatan Pulau Jawa, tempat ombak besar dan misteri laut bertemu.

 

Asal Usul dan Beragam Versi Legenda

Cerita tentang Nyi Roro Kidul memiliki banyak versi yang berkembang di berbagai daerah Jawa. Dalam kisah yang populer, ia disebut berasal dari Putri Kadita, putri Raja Pajajaran yang difitnah hingga menderita penyakit kulit. Putri itu kemudian mengembara dan akhirnya menyucikan diri di laut selatan. Ajaibnya, ia sembuh dan berubah menjadi penguasa gaib nan abadi, dikenal sebagai Nyi Roro Kidul.

Sementara dalam versi spiritual Kejawen, Nyi Roro Kidul bukanlah manusia, melainkan roh purba yang telah ada sejak awal penciptaan alam. Ia adalah bagian dari tatanan kosmis Jawa, berperan menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia halus.

 

Ratu yang Menyertai Raja

Dalam sejarah mistik kerajaan Mataram, Nyi Roro Kidul disebut memiliki hubungan spiritual dengan Panembahan Senopati, pendiri Mataram Islam.

Dikisahkan, saat Senopati bertapa di Pantai Selatan, ia bertemu sang Ratu Laut dan menjalin perjanjian gaib: Nyi Roro Kidul akan menjadi pelindung bagi raja-raja Mataram dan keturunannya.

Hingga kini, Keraton Yogyakarta dan Surakarta masih mempertahankan tradisi labuhan, yaitu ritual tahunan mengirim sesaji ke laut selatan sebagai bentuk penghormatan dan menjaga harmoni antara alam, manusia, dan dunia gaib.

 

Pantangan Warna Hijau

Salah satu kepercayaan yang paling dikenal adalah larangan memakai pakaian berwarna hijau di sekitar pantai selatan. Warna hijau diyakini sebagai warna kesukaan sang Ratu. Siapa pun yang memakainya bisa “dipanggil” untuk bergabung dengannya di dasar laut.

Namun secara simbolik, larangan ini juga dapat dimaknai sebagai peringatan terhadap bahaya alam, sebab warna hijau yang menyatu dengan air laut bisa membuat orang sulit terlihat saat terseret ombak. Di balik mitos itu, tersimpan pesan keselamatan yang bijak.

 

Kategori :