Survei Medsos: Gen Z malas Jalin Hubungan Percintaan, Positif atau Negatif?

Survei Medsos: Gen Z malas Jalin Hubungan Percintaan, Positif atau Negatif?

Gen z sudah malas jatuh cinta--

Disway.id,NTT - Pilihan untuk tidak jatuh cinta kini menjadi tren di kalangan generasi Z. Melalui platform media sosial seperti TikTok dan X, ribuan pengguna dari kelompok usia yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 ini membagikan pengalaman dan alasan mengapa mereka lebih memilih untuk tidak menjalin hubungan percintaan.

Salah satu alasan yang kerap kali diungkapkan yaitu demi menjaga kesehatan mental dan tekanan emosional yang bisa datang dari hubungan percintaan. Tumbuh di tengah perkembangan teknologi dan budaya media sosial membuat generasi Z cenderung memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya kesehatan mental. Bagi mereka, hidup akan lebih tenang apabila memiliki lebih banyak ruang untuk fokus pada diri sendiri, fokus pengembangan pribadi, dan yang paling utama yaitu kesehatan mental.

BACA JUGA:Modus Tilang, Oknum Polisi Diduga Cabuli Siswi SMA di Kantor Polres Kupang

Hubungan percintaan yang muncul di era digital kerap kali membawa tantangan tersendiri. Banyak cerita-cerita yang dibagikan tentang masalah komunikasi, ghosting, atau ekspektasi-ekspektasi seseorang yang tidak realistis, sehingga mengganggu ketenangan seseorang. 

BACA JUGA:Nurse Yohana Yuliana Nale: Tugas Perawat Lebih dari Sekedar Merawat

Dengan adanya fenomena generasi Z yang memilih tidak jatuh cinta, mereka merasa bahwa hidup akan lebih stabil dan damai tanpa harus terlibat dalam dinamika hubungan romantis yang penuh ketidakpastian. Bahkan, beberapa diantara mereka merasa bahwa menunda hubungan asmara memberikan kesempatan lebih untuk fokus pada tujuan hidup yang lebih besar, seperti karier, pendidikan, atau pengembangan diri secara lebih menyeluruh.

 

Namun, adanya fenomena ini bukan berarti generasi Z sepenuhnya menolak cinta. Banyak dari mereka yang tetap terbuka terhadap kemungkinan untuk menjalin hubungan asmara, tetapi dengan pendekatan yang lebih bijaksana. 

Mereka lebih memilih hubungan yang sehat dan saling mendukung, serta menjaga jarak dari hubungan yang dirasa belum memberi dampak positif. Sebagian besar Gen Z percaya bahwa mereka harus terlebih dahulu mencintai dan memahami diri mereka sendiri sebelum mencintai orang lain.

BACA JUGA:Anak Petani Kabupaten Kupang menjabat dua periode sebagai Ketua DPRD Kupang

Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan pola pikir di kalangan generasi muda. Mereka tidak lagi menganggap cinta sebagai prioritas utama. 

Banyak dari mereka yang lebih memilih untuk fokus pada kesejahteraan emosional dan fisik mereka sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hubungan percintaan, melainkan dari keseimbangan hidup yang sehat serta pengembangan diri yang berkelanjutan.

 

 

Sumber: