Enteng, BGN Minta Maaf setelah Ratusan Siswa di NTT Keracunan MBG

Tigor menyampaikan kedatangannya ke Kupang untuk melakukan evaluasi secara internal. Dia sekaligus mengecek langsung sistem dan pengelolaan makanan pada dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dia mengatakan memang ada yang harus diperbaiki. D--
Disway.id, NTT - Badan Gizi Nasional (BGN) meminta maaf ratusan pelajar di Nusa Tenggara Timur (NTT) keracunan usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (NTT.disway.id/listtag/1236/mbg">MBG).
Peristiwa keracunan itu terjadi dua pekan lalu di Kota Kupang dan Sumba Barat Daya. Deputi Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan menyampaikan keprihatinan atas kejadian tersebut.
"Saya mewakili kepala Badan Gizi Nasional mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh orang tua dari murid yang terdampak dari insiden keamanan pangan dari proses makanan bergizi gratis ini yang ada di SMP Negeri 8 Kota Kupang," kata Tigor saat berkunjung ke SMP Negeri 8 Kota Kupang, Senin (4/8).
BACA JUGA:Keracunan makin Sering Terjadi, Orangtua di NTT Larang Anak Konsumsi MBG
BACA JUGA:MBG membuat Ratusan Siswa NTT Keracunan, Sufmi Dasco Ahmad Turun ke Lapangan
Tigor menyampaikan kedatangannya ke Kupang untuk melakukan evaluasi secara internal. Dia sekaligus mengecek langsung sistem dan pengelolaan makanan pada dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Dia mengatakan memang ada yang harus diperbaiki. Dengan demikian, diharapkan kasus serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.
"Kita lakukan introspeksi internal dulu kenapa ini bisa terjadi karena dapur atau SPPG yang melakukan pelayanan (MBG ke SMPN 8) itu sudah berjalan dari 17 Februari 2025," ujar Tigor.
Menurutnya, evaluasi akan meliputi kesegaran bahan makanan yang dipakai SPPG. Kemudian, BGN akan mengecek proses pengolahan bahan pangan hingga menjadi makanan.
BGN juga bakal menyoroti proses distribusi makanan dari SPPG ke sekolah-sekolah. Evaluasi itu akan dilakukan setiap hari.
"Kita juga melihat bagaimana pengantarannya, distribusinya, karena ini semua rantai di mana bisa saja dalam rantai tersebut mungkin ada terjadi kontaminasi dari makanan tersebut, jadi kita evaluasi satu per satu," ujarnya.
Sumber: