Mengembalikan Kejayaan Kuan Maumolo

Ketua Yayasan Felix Maria Go (YFMG), Fransiscus Go disambut secara adat saat mengunjungi Kuan Maumolo, beberapa waktu lalu.--Robert Kadang
NTT, DISWAY.ID - Kupang - Bagi sebagian besar masyarakat Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kuan atau Kampung Maumolo adalah daerah sentra produksi sayur mayur dan buah-buahan. Konon, kampung yang terletak di Kelurahan Bansone, Kecamatan Kota Kefamenanu tersebut, sangat subur nan hijau. Kampung itu dihuni sekira 900 kepala keluarga, dengan mayoritas masyarakat menggantungkan hidup pada sektor pertanian.
Tapi itu dulu. Puluhan tahun silam. Kini, Kuan Maumolo didera kekeringan berkepanjangan. Air menjadi barang berharga yang sulit ditemukan. Jangankan untuk mengairi lahan pertanian mereka, untuk kebutuhan sehari-hari saja, masyarakat terpaksa membeli air tangki. Se-tangki air bersih harganya Rp70.000 sampai Rp80.000. Bisa dipakai selama dua minggu.
BACA JUGA:Tingkatkan Pelayanan Pajak, Bapenda Kota Kupang Luncurkan Program
Seperti ada yang ingin disampaikan oleh alam, mata air tempat menggantungkan harapan, mengering. Perlahan tapi pasti, debit airnya turun drastis.
"Dulunya, mata air di bawah pohon besar itu, sangat besar. Untuk memenuhi kebutuhan warga dan lahan pertanian, sangat cukup. Tapi tidak tahu kenapa, tiba-tiba debit airnya mengecil lalu kering sama sekali. Sejak itu kami mulai kesulitan air," ujar stefanus Kefi mengenang kejayaan Kuan Maumolo, puluhan tahun silam.
Stefanus adalah warga setempat. Tokoh muda yang selalu berjuang, agar Kuan Maumolo bisa keluar dari persoalan air bersih yang membelit mereka. "Dulu ada yang datang buat sumur bor, katanya dari pemerintah. Tapi karena tidak melalui adat, air sempat keluar tapi kering lagi. Kami berterima kasih, Pak Fransiscus Go bersama Yayasan Felix Maria Go (YFMG), mau berempati dan membantu kami mengatasi masalah ini," tambah Stefanus.
BACA JUGA:Pemuda Katolik Dukung Pengelolaan Sampah Pemkot Kupang Apresiasi
Kehadiran Yayasan Felix Maria Go memberi harapan baru bagi warga Maumolo. Mengetahui Ketua YFMG, Fransiscus Go "pulang kampung", drh. Joyce, tokoh masyarakat Maumolo, berupaya menemuinya. Minta bantuan. Bak gayung bersambut, para pengurus YFMG sepakat untuk memberi bantuan. Kini, mereka melakukan pendampingan. Berharap Kuan Maumolo bisa bangkit lagi, dan mencapai kemandirian ekonomi seperti dulu kala.
Menurut Fransiscus Go, program pemberdayaan Kampung Maumolo adalah wujud nyata dari semangat membangun dari akar. "Kami di Yayasan YFMG percaya, bahwa kekuatan bangsa dimulai dari desa. Dengan melibatkan masyarakat setempat, mulai dari pengembangan ekonomi kreatif, peningkatan keterampilan, hingga pemanfaatan potensi alam, kita tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menumbuhkan kemandirian," tandasnya, Rabu (24/9/2025).
Dia menambahkan, Maumolo memiliki kekayaan budaya dan sumber daya yang luar biasa. "Tugas kita adalah mendampingi, agar potensi ini bisa dikelola dengan baik. Sehingga, desa tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi dan sosial. Harapan kami, program ini menjadi contoh, bahwa ketika masyarakat desa diberi kesempatan dan pendampingan yang tepat, mereka dapat berdiri tegak, sejahtera, dan bangga dengan identitasnya sendiri,” kata Frans Go, sapaan akrabnya. (robert kadang)
Sumber: