Bantah Klaim Satgas Bentukan Gubernur NTT, Warga Sebut Geotermal Musnahkan Ruang Hidup

Bantah Klaim Satgas Bentukan Gubernur NTT, Warga Sebut Geotermal Musnahkan Ruang Hidup

Warga dari berbagai wilayah di Flores dan Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali angkat suara terkait proyek panas bumi yang dinilai merusak ruang hidup mereka.--

Sementara itu, Yosan dari Sokoria menyampaikan kerusakan ekosistem air dan sulitnya akses air bersih bagi masyarakat.

“Air yang semestinya kami dapatkan dari alam, kini kami harus beli dan berebut tangki air, bahkan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari,” katanya.

 

Penurunan produktivitas pertanian juga menjadi persoalan besar.

“Kami hanya memanen kerugian,” lanjut Yosan.

 

Kekerasan dan Intimidasi

Di Poco Leok, Manggarai, situasi lebih mengkhawatirkan. Kekerasan fisik dilaporkan terjadi terhadap warga yang mempertahankan hak atas tanah.

“17 orang lainnya dikriminalisasi,” tutur Tedy Sukardin. Bahkan, media yang meliput juga turut diintimidasi.

Sukardin menambahkan, manipulasi informasi digunakan untuk membungkam penolakan warga.

“Bupati Manggarai Hery Nabit, alih-alih mendengar suara kami, justru memobilisasi massa tandingan untuk mengintimidasi kami,” katanya.

 

Andreas dari Atakore menyatakan, masyarakat tak pernah dilibatkan dalam proses konsultasi dan tidak memiliki akses terhadap dokumen resmi proyek.

“Kami tidak tahu apa isi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), tak diberi akses terhadap dokumen,” ungkapnya.

 

Sumber: