Bantah Klaim Satgas Bentukan Gubernur NTT, Warga Sebut Geotermal Musnahkan Ruang Hidup

Minggu 13-07-2025,10:34 WIB
Reporter : Dimas
Editor : Dimas

Disway.id, NTT - Warga dari berbagai wilayah di Flores dan Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali angkat suara terkait proyek panas bumi yang dinilai merusak ruang hidup mereka.

Pada Jumat, 11 Juli 2025, mereka menggelar konferensi pers melalui Zoom, disiarkan langsung oleh kanal YouTube JATAM, sebagai respons terhadap klaim tim satuan tugas bentukan Gubernur NTT, Melki Laka Lena, yang menyebut mayoritas masyarakat mendukung proyek tersebut.

 

Warga dari Wae Sano (Manggarai Barat), Poco Leok (Manggarai), Mataloko (Ngada), Sokoria (Ende), dan Atakore (Lembata) menyampaikan fakta berbeda dari yang dilaporkan oleh pemerintah.

Yoseph Erwin, warga Wae Sano, Manggarai Barat menyatakan bahwa laporan tersebut tidak mencerminkan kenyataan. Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak pernah memberikan persetujuan terhadap proyek tersebut.

“Data itu kita tidak tahu ambil dari mana,” kata Erwin.

 

Ia menambahkan, hingga kini, warga tetap menolak eksplorasi panas bumi di wilayah mereka.

“Kami konsisten menolak eksplorasi geotermal di Wae Sano,” lanjutnya.

 

Menurut Erwin, persoalan utama bukan teknologi pengeboran, melainkan dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat dan lingkungan.

“Kami memprotes kehadiran mata bor yang menghancurkan kehidupan warga dan kampung kami di Wae Sano,” ujarnya.

 

Lebih dari sekadar wilayah tinggal, alam bagi masyarakat adat Wae Sano adalah bagian dari kosmos yang suci.

“Jika perusahaan tetap memaksa bor, maka warga Wae Sano akan punah dan kebudayaannya akan hilang. Panas bumi akan menjadi alat pemusnahan dan membunuh kehidupan dan kesatuan alam kami,” kata Erwin.

Kategori :