Penurunan produktivitas pertanian juga menjadi persoalan besar.
“Kami hanya memanen kerugian,” lanjut Yosan.
Kekerasan dan Intimidasi
Di Poco Leok, Manggarai, situasi lebih mengkhawatirkan. Kekerasan fisik dilaporkan terjadi terhadap warga yang mempertahankan hak atas tanah.
“17 orang lainnya dikriminalisasi,” tutur Tedy Sukardin. Bahkan, media yang meliput juga turut diintimidasi.
Sukardin menambahkan, manipulasi informasi digunakan untuk membungkam penolakan warga.
“Bupati Manggarai Hery Nabit, alih-alih mendengar suara kami, justru memobilisasi massa tandingan untuk mengintimidasi kami,” katanya.
Andreas dari Atakore menyatakan, masyarakat tak pernah dilibatkan dalam proses konsultasi dan tidak memiliki akses terhadap dokumen resmi proyek.
“Kami tidak tahu apa isi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), tak diberi akses terhadap dokumen,” ungkapnya.
Ia menyoroti upaya pecah-belah komunitas oleh pihak perusahaan dan pemerintah melalui janji-janji manis dan tekanan politik.
“Ketika komunitas terpecah, perusahaan dan pemerintah merangsek masuk untuk membakar konflik. Saat konflik merekah, mereka buru-buru masuk, bukan untuk menyelesaikan secara tulus, tetapi untuk memberi sanksi kepada warga yang masih gigih menolak,” ujarnya.