Bantah Klaim Satgas Bentukan Gubernur NTT, Warga Sebut Geotermal Musnahkan Ruang Hidup

Minggu 13-07-2025,10:34 WIB
Reporter : Dimas
Editor : Dimas

Warga juga mengkritik sikap Gubernur NTT yang dinilai pasif dan menyerahkan masalah ini kepada tim teknis tanpa mendengarkan langsung keluhan masyarakat.

“Mereka (tim teknis) tidak pernah tinggal di tengah-tengah warga untuk mencicipi rasanya menjadi warga yang harus menghirup aroma belerang nyaris setiap detik,” jelas Andreas.

 

Seruan Warga: Hentikan Proyek, Pulihkan Kehidupan

Dalam konferensi ini, warga yang terdampak menyampaikan seruan tegas mereka:

  • Pertama, hentikan seluruh aktivitas proyek geotermal di Nusa Tenggara Timur.
  • Kedua, batalkan seluruh izin proyek geotermal di wilayah yang tidak memiliki persetujuan bebas, didahulukan, dan diinformasikan (FPIC) dari masyarakat.
  • Ketiga, tarik semua aparat militer dan polisi dari wilayah konsesi panas bumi.
  • Keempat, bebaskan seluruh warga yang dikriminalisasi karena mempertahankan tanah dan airnya.
  • Kelima, pulihkan lahan, air, dan ruang hidup yang telah rusak akibat aktivitas eksplorasi maupun pembukaan akses.
  • Keenam, lakukan audit lingkungan independen dengan partisipasi penuh warga.
  • Ketujuh, hentikan pemecahbelahan komunitas melalui manipulasi sosialisasi, janji CSR, dan tekanan politik.
  • Kedelapan, tempatkan perempuan sebagai subjek dalam seluruh proses keputusan dan pemulihan.
  • Kesembilan, adili seluruh tindakan kekerasan dan pelanggaran HAM yang terjadi selama operasi proyek geotermal di Flores dan Lembata.

 

Maria Suryanti Jun, perempuan dari Poco Leok menambahkan bahwa perempuan dan anak-anak juga merasakan dampak besar dari proyek ini.

“Kami menolak bukan karena kebencian, tapi karena cinta pada tanah, air, dan kehidupan kami,” tegasnya.

Kategori :