Wisata NTT, Hiu Unik jadi Mutiara Berharga Wisata Alor Setelah Dugong

Wisata NTT, Hiu Unik jadi Mutiara Berharga Wisata Alor Setelah Dugong

Hiu Tikus atau Thresher Shark--

Sehingga, akan berdampak pada peningkatan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat. "Untuk itu kami berharap agar upaya konservasi dan pelestarian hiu tikus dapat terlaksana secara baik," pinta Marcel. 

 

Sebelumnya, Co-founder dan Program Koordinator Thresher Shark Indonesia, Dewi Ratna Sari mengatakan, keberadaan hiu tikus di Alor berpotensi untuk pengembangan pariwisata dan lokasi penelitian. 

Kata Dewi, salah satu cara konservasi hiu tikus adalah dengan mengadakan kegiatan pariwisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan aspek konservasi. 

"Alor memiliki potensi pengembangan pariwisata dan lokasi penelitian hiu tikus. Ada aktivitas di mana hiu tikus menggunakan kawasan di siang hari membuka kesempatan untuk pariwisata," katanya. 

BACA JUGA:Pantai Sut Dampek, Spot Snorkeling Asik di Timur Flores

Ini Hiu tikus juga mudah ditemukan di Alor, sehingga aktivitas penelitian seperti akustik dan satelit bisa dilakukan dalam jangka panjang untuk mengisi kesenjangan pengetahuan mengenai spesies ini. 

 

Menurut Dewi, di Malapascua, Filipina, kegiatan pariwisata hiu tikus dapat mendatangkan pemasukan sebesar Rp 180 milyar per tahun. 

"Di Malapascua, Filipina, hiu tikus menjadi ekoturisme yaitu penggerak ekonomi komunitas lokal. Jika dihitung, kegiatan itu bisa memberikan pemasukan Rp 180 miliar per tahun," ujarnya. 

 

Menurutnya, sejumlah site Hiu Tikus di Alor mempunyai potensi besar untuk dikelola menjadi ekoturisme, khususnya wisata selam. Sebab, dari segi habitat dan jumlah, populasinya masih cukup baik. 

"Jika kepedulian sudah tumbuh, upaya konservasi hingga kegiatan ekoturisme akan mudah dilakukan," tambah Dewi.

 

 

Sumber: