Disway.id, NTT - Gubernur NTT, Melki Laka Lena membuka rangkaian kegiatan jalan santai dan live talkshow radio yang mengusung tema, "Melalui Semangat Emansipasi Kartini TP PKK Berkolaborasi Wujudkan Aksi Tolak Kekerasan Perempuan dan Anak serta Kampanyekan Tenun Keren NTT".
Kegiatan yang diinisiasi TP PKK Provinsi NTT dalam rangka memperingati Hari Kartini ini berlangsung di area CFD, Sabtu (26/4).
Melki dalam sambutannya mengatakan rangkaian kegiatan peringatan hari Kartini merupakan momentum untuk menggerakan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak di NTT.
“Berdasarkan data yang saya peroleh, terdapat lebih dari 70 persen narapidana di Lapas merupakan pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ini artinya, terdapat tatanan rusak yang menyebabkan adanya toleransi dan pembiaran terhadap hal tersebut sehingga hari ini saya mengajak semua stakeholder sistem sosial untuk melawan hal ini agar tidak ada lagi korban di masa depan. Ini harus bersama kita tangani untuk membuat NTT ramah anak dan ramah perempuan,” ucap Melki.
Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi NTT, Mindriyati Astiningsih Laka Lena pada kegiatan live talkshow radio usai jalan santai di kawasan CFD menyatakan, rangkaian kegiatan menjadi salah satu langkah untuk mendukung peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian budaya tenun ikat dan memperkuat sinergi pentahelix untuk memperkuat nilai-nilai keadilan dan kesetaraan gender.
“Ini tidak boleh dianggap biasa karena ibarat rumah, perempuan adalah tiangnya, jika rapuh maka bangunan akan roboh sehingga diperlukan kolaborasi mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak untuk NTT Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Berkelanjutan," ujarnya.
Ia menambahkan, sejumlah langkah strategis telah dilakukan oleh TP PKK Provinsi NTT diantaranya, pertama, pelatihan dan pembekalan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak kepada 22.000 pengurus PKK dan kader posyandu didukung Pemprov NTT. Kedua, advokasi dan pengawalan kasus kekerasan seksual bersama LBH APIK yang telah viral terjadi serta mengimbau sekolah untuk memberikan pendidikan terkait stunting, kemiskinan ekstrem dan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sementara itu, Kepala Dinas P3AP2KB, Ruth Laiskodat menguraikan, berdasarkan data UPTD PPA Provinsi NTT bulan Januari hingga Maret 2025, telah terjadi 139 kasus.
“Saya mengimbau masyarakat yang mengetahui kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak agar segera melaporkan ke call center SAPA 129 dan WhatsApp di nomor 08111129129 atau laporkan langsung ke UPTD PPA Provinsi NTT. Yang perlu ditekankan adalah kekerasan di ranah privasi dan publik wajib dilaporkan, agar korban kekerasan bisa keluar dari masalah dan pelaku mendapat hukuman yang tepat," tegas Ruth.