Penyelesaian Bendungan NTT pada 2026: Kapasitas Tampung Besar dengan Berbagai macam Peluang

Proyek bendungan yang diprediksi selesai di 2026--
Selain itu, penyelesaian proyek ini pada tahun 2026 akan menciptakan ribuan lapangan pekerjaan, baik dalam tahap konstruksi maupun dalam operasionalisasi bendungan setelah selesai. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT.
BACA JUGA:Menjelajah Pesona Bukit Porong, Permata Hijau dari Manggarai Barat
Namun, proyek besar ini tidak tanpa tantangan. Pembangunan bendungan dengan kapasitas tampung sebesar ini memerlukan perencanaan yang matang, serta pengelolaan dan pemantauan yang berkelanjutan. Diperlukan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat untuk mengatasi berbagai tantangan, mulai dari pembebasan lahan, pengelolaan sumber daya alam, hingga pengelolaan dampak lingkungan yang mungkin timbul.
Meskipun begitu, harapan masyarakat NTT sangat besar terhadap proyek ini. Jika bendungan ini dapat selesai tepat waktu pada 2026, maka akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat ketahanan air dan pembangunan berkelanjutan di NTT. Dengan kapasitas tampung yang mencapai 52,89 juta m³, bendungan ini akan menjadi salah satu aset besar yang tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi NTT.
Pembangunan bendungan di NTT dengan kapasitas tampung 52,89 juta m³ yang ditargetkan selesai pada 2026 adalah sebuah langkah besar untuk meningkatkan ketahanan air dan mendukung sektor pertanian di wilayah tersebut.
Dengan luas genangan 587,61 hektare, bendungan ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, meningkatkan produktivitas pertanian, serta membuka peluang ekonomi baru.
Meskipun ada tantangan dalam pelaksanaannya, proyek ini diharapkan menjadi salah satu infrastruktur penting yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT dan mendukung pembangunan berkelanjutan di provinsi ini.
(Dimas Satriyo)
Sumber: