Potensi NTT jadi Sumber Energi Tenaga Surya Diungkap Langsung oleh Anggota DPR, Ini Penjelasannya

Potensi NTT jadi Sumber Energi Tenaga Surya Diungkap Langsung oleh Anggota DPR, Ini Penjelasannya

NTT bukan lagi daerah tertinggal, karena berpotensi jadi Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Surya--

Disway.id, NTT - Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto menilai Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi strategis sebagai pusat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Indonesia. Hal ini didukung kondisi alam di wilayah tersebut.

"Pulau Sumba dan Timor punya tingkat iradiasi matahari tertinggi di Asia Tenggara dan curah hujan yang rendah, sangat ideal untuk PLTS skala besar," ujar Sugeng dalam Indonesia Mining Forum 2025 di sebuah stasiun TV, Kamis, 31 Juli 2025. 

 

Menurut Sugeng, PLTS di NTT memiliki potensi base load hingga 40 gigawatt (GW). Untuk mewujudkannya, telah disiapkan lahan seluas 170 ribu hektare. Studi kelayakan proyek juga telah dilakukan oleh World Bank, Universitas Gadjah Mada, dan LAPI ITB.

Proyek strategis ini mencakup pembangunan kabel bawah laut menuju Bali, dengan estimasi biaya produksi listrik sebesar 14 sen dolar AS per kWh—sudah termasuk teknologi baterai energy storage.

BACA JUGA:Cegah Dampak Cuaca Ekstrem, Babinsa Koramil Wolowaru Ajak Warga Perkuat Tanggul Laut

BACA JUGA:REI: Program 3 juta Rumah dan KUR bantu Tekan Backlog Perumahan NTT

BACA JUGA:Imbauan Polda NTT: Waspadai Adanya Buaya di Teluk Balauring dan sekitarnya

Didorong masuk program Nusantara Grid

DPR mendorong agar proyek PLTS NTT terintegrasi dalam skema Nusantara Grid sebagai jaringan listrik nasional. 

Selain memperkuat pemerataan akses listrik di wilayah timur Indonesia, proyek ini juga mendukung target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 31 persen pada 2030.

"NTT bukan lagi sekadar daerah tertinggal. Ini bisa menjadi kunci masa depan energi nasional jika dikelola serius," ujar Sugeng.

Sumber: