Nox Archipelago, Tempat Nongkrong Anak Muda di Sector 87 Binaan Fransicus Go

Gilbert Yosua Bengu, salah satu anak muda kreatif di Kupang, NTT yang sukses membuka usaha kuliner malam di Sector 87, binaan pengusaha Fransiscus Go-diswayntt.id-
KUPANG, DISWAYNTT.ID- Nama Sector 87 di Jalan RW Mongindisi III No. 40, Kelurahan Nefonaek, Kecamatan Kota Lama, KUPANG belakangan mencuat. Sebuah tempat para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang didirikan oleh pengusaha Fransicus Go untuk membangun ekosistem wirausaha sekaligus menjadi laboratorium ekonomi kreatif generasi muda Nusa Tenggara Timur.
Di antara para pelaku usaha di Sector 87 adalah Gilbert Yosua Bengu, pendiri Nox Archipelagos yang merupakan sebuah usaha kuliner malam. Jojo, sapaan akrabnya, tergolong sukses menekuni usahanya dengan dukungan Fransiscus Go, pembina UMKM NTT.
Jojo lahir di Kupang, 10 Januari 2001 dan merupakan alumnus SMK Negeri 2 Kupang. Selepas lulus, Jojo tidak melanjutkan kuliah. Dia bekerja di dunia usaha kuliner selama lima tahun. Dari pengalaman itulah, Jojo bertekad membangun usaha sendiri.
BACA JUGA:Dorong UMKM dan Ekspor Global, Gubernur NTT Resmikan Pabrik Kelor Pertama di Indonesia Timur
“Dulu saya punya pengalaman usaha di dunia FnB selama lima tahun, jadi saya bertekad punya usaha sendiri,” ujar Jojo dihubungi via sambungan telepon pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Jojo mendirikan Nox Archipelagos pada 11 Mei 2025. Nama “Nox” diambil dari bahasa Latin yang berarti “malam”, sementara “Archipelagos” terinspirasi dari anime One Piece, sebuah simbol impian agar usahanya kelak bisa berkembang ke pulau-pulau lain di Indonesia. Dia menyewa lahan berjualan dengan biaya Rp650.000 per bulan.
Target Anak Muda
Sebelum menempati Sector 87, Jojo berjualan di lahan kecil tak jauh dari sana. Namun ruang yang sempit membuat pelanggan sering mengeluh karena tidak kebagian tempat duduk.
Kendala itu teratasi setelah Jojo dipertemukan dengan pembina UMKM NTT, Fransiscus Go, oleh temannya. “Saya bercerita kalau tempat saya kecil, banyak pelanggan tidak bisa duduk. Akhirnya, Bapak Frans (Fransiscus Go) memberi izin saya berjualan di Sector 87. Puji Tuhan, saya mulai buka di sini tanggal 5 Juli 2025,” tutur Jojo dengan senyum lega.
BACA JUGA:Ekosistem Pendampingan Republik UMKM Menuju Indonesia Emas 2045
Sejak saat itu, Nox Archipelagos menjadi salah satu lapak kuliner yang ramai dikunjungi. Jojo berjualan setiap hari dari pukul 17.00 hingga 03.00 dini hari.
“Target saya anak muda seperti saya yang hobi nongkrong. Jadi mereka tidak pusing lagi cari tempat nongkrong malam. Sekarang kepala sonde sakit lagi cari tempat,” katanya sambil tertawa.
Ia menjual makanan ringan seperti basreng, usus ayam, mie goreng, dan mie kuah. Ke depan, ia berencana menambah menu nasi kuning dan nasi ayam.
Beberapa camilan ia beli dari teman pelaku usaha lain, sebagai bentuk saling dukung antar-UMKM muda. Modal awal usahanya sekitar dua digit, dikumpulkan dari tabungan, bantuan keluarga, dan hasil menggadaikan BPKP miliknya.
“Saya tidak mau bermalas-malasan karena hidup ini butuh uang. Kalau kita malas, tidak mungkin orang datang memberikan uang. Saya punya tanggungan untuk membantu keluarga, apalagi oma saya lagi sakit,” ucap Jojo dengan nada mantap. Kini ia menjalankan usaha bersama kekasihnya, Natasia, dan seorang teman bernama Duta.
Sumber: