Cerita Mistis Danau Kelimutu Flores, Danau Arwah

Kisah mistis dibalik Danau Kelimutu --
Legenda Tiga Danau Arwah: Penjaga Alam Kelimutu
Dahulu kala, di tanah Flores, hiduplah seorang tetua suku bijak bernama Mbela. Ia dikenal sebagai penjaga roh-roh leluhur yang telah meninggal. Di masa itu, arwah orang yang telah tiada tidak bisa langsung pergi ke alam baka, tetapi harus melalui tempat penyucian, yang kini dikenal sebagai Danau Kelimutu.
BACA JUGA:Watu Maladong, Pelindung Penduduk Pulau Sumba di NTT
Tuhan memberikan kuasa pada Mbela untuk menjaga tiga danau suci, masing-masing menampung arwah berbeda:
- Danau biru (Tiwu Ata Mbupu) untuk roh orang tua yang telah menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan.
- Danau hijau (Tiwu Nuwa Muri Koo Fai) untuk roh anak muda yang meninggal dalam semangat dan harapan.
- Danau merah kehitaman (Tiwu Ata Polo) untuk roh jahat yang penuh dendam, amarah, dan keserakahan.
Namun, suatu hari, terjadi keguncangan hebat. Warna danau berubah-ubah secara tidak biasa. Mbela bermeditasi selama tiga hari tiga malam dan menerima wahyu: roh-roh mulai tidak tenang karena manusia melupakan leluhurnya, bersikap angkuh, dan merusak alam.
Karena itulah, masyarakat kemudian percaya bahwa perubahan warna danau adalah tanda peringatan dari alam dan para arwah, bahwa keseimbangan antara dunia nyata dan dunia gaib sedang terganggu.
BACA JUGA:Kupas Budaya Tarian dan Tradisi di Nusa Tenggara Timur
Sejak saat itu, setiap tahun, masyarakat sekitar, terutama suku Lio, melakukan ritual persembahan ke Danau Kelimutu. Mereka membawa sirih, pinang, nasi, ayam putih, dan membacakan mantra untuk menenangkan para arwah dan meminta keselamatan.
Legenda ini menjadi bagian dari identitas budaya Flores yang kaya dan sangat dihormati. Dalam cerita rakyat, danau ini bukan hanya tempat wisata, melainkan gerbang antara dunia manusia dan alam roh.
(Dimas Satriyo)
Sumber: