Cerita Mistis Danau Kelimutu Flores, Danau Arwah

Kisah mistis dibalik Danau Kelimutu --
Disway.id,NTT - Horor - Danau Kelimutu di Flores bukan hanya terkenal karena keindahan tiga danaunya yang masing-masing memiliki warna berbeda, tetapi juga karena kisah-kisah mistis yang menyelimutinya.
Berikut adalah beberapa cerita mistis yang berkembang di masyarakat sekitar:
1. Tempat Arwah Bersemayam
Penduduk setempat percaya bahwa masing-masing danau di Kelimutu merupakan tempat bersemayamnya arwah orang yang telah meninggal:
- Tiwu Ata Mbupu (danau warna biru) dipercaya sebagai tempat arwah orang tua yang meninggal secara wajar.
- Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (danau hijau) dipercaya sebagai tempat arwah anak muda yang meninggal.
- Tiwu Ata Polo (danau merah kehitaman) dianggap sebagai tempat arwah orang jahat atau pelaku ilmu hitam.
Masyarakat percaya bahwa roh-roh tersebut berkumpul sesuai dengan jenis kehidupannya di dunia, dan danau-danau ini dijaga oleh kekuatan gaib.
2. Perubahan Warna karena Roh
Perubahan warna danau yang misterius sering dikaitkan dengan kegelisahan roh yang ada di dalamnya. Jika warna berubah drastis, itu dianggap sebagai pertanda akan terjadi sesuatu, seperti bencana atau kematian tokoh penting.
BACA JUGA:Memahami lebih dalam Perkawinan Adat di NTT, Tidak Sesederhana Dugaan
3. Larangan Berperilaku Sembarangan
Wisatawan dan penduduk lokal percaya bahwa tidak boleh berkata kasar atau sombong di sekitar danau. Jika melanggar, bisa tersesat, sakit, atau mengalami kejadian aneh. Beberapa kisah menyebutkan orang yang bersikap tidak sopan di lokasi ini tiba-tiba kesurupan atau jatuh sakit secara misterius.
4. Upacara Persembahan
Demi menjaga keseimbangan alam dan menghormati arwah, masyarakat Lio (suku asli setempat) terkadang melakukan upacara adat dan persembahan, seperti sesajen atau doa-doa. Upacara ini juga bertujuan untuk meminta keselamatan.
BACA JUGA:Ragam Tarian Tradisional dan Alat musik Tradisional NTT, Beda Tarian Beda Alat Musik
Berikut versi dongeng rakyat atau legenda mistis tentang Danau Kelimutu yang berkembang secara lisan di masyarakat setempat:
Sumber: