Dua Gunung di NTT Meletus Bersamaan: Waspada Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Lewotolok

Letusan dua gunung ini kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam, khususnya di wilayah rawan gempa dan vulkanik seperti NTT. Hingga kini, PVMBG terus memantau kedua gunung dan memperbarui data secara berkala.--
Disway.id, NTT - Dua gunung berapi di Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus sejak kemarin hingga hari ini. Penerbangan di dua bandara terdampak akibat erupsi itu.
Penerbangan rute Kupang-Larantuka-Kupang dibatalkan akibat erupsi Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata.
Sementara itu, Bandara Frans Seda Maumere di Sikka masih tutup karena terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur.
Kepala Bandara Gewayantana Larantuka, Puguh Lukito, mengatakan pembatalan penerbangan dilakukan setelah dilakukan paper test terhadap abu vulkanik di atas Bandara Gewayantana.
Dua gunung berapi aktif di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menunjukkan aktivitas yang mengkhawatirkan. Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur dan Gunung Lewotolok (Ile Lewotolok) di Kabupaten Lembata mengalami erupsi hampir bersamaan pada awal Juli 2025. Kejadian ini memicu peningkatan status siaga dan evakuasi ribuan warga.
BACA JUGA:Tim Medis Polda NTT Sigap Melayani di Tengah Erupsi Gunung Lewotobi
BACA JUGA:Status Gunung Ili Lewotolok di NTT Naik ke Siaga, Erupsi Meningkat dan Material Pijar Meluncur Jauh
Gunung Lewotobi Laki-Laki: Letusan Terbesar Sejak 2024
Letusan dahsyat pertama tercatat pada 7 Juli 2025 pukul 11.05 WITA, di mana kolom abu setinggi 18 kilometer menyembur ke udara, menjadikannya salah satu letusan tertinggi dalam sejarah gunung tersebut. Letusan disertai awan panas sejauh 5 kilometer ke arah tenggara dan timur. Aktivitas ini berlanjut pada malam hari dengan kolom abu mencapai 13 kilometer.
Pada 8 Juli 2025, letusan terjadi kembali pagi dan sore hari. Kolom abu pagi hari mencapai 4 kilometer, sementara sore harinya setinggi 1,2 kilometer.
Letusan juga menyebabkan hujan abu vulkanik yang melanda beberapa desa di sekitar gunung.
Sumber: