Keracunan makin Sering Terjadi, Orangtua di NTT Larang Anak Konsumsi MBG

Keracunan makin Sering Terjadi, Orangtua di NTT Larang Anak Konsumsi MBG

Banyak orang tua melarang anaknya konsumsi MBG--

Menurut Yoseph, setelah pemeriksaan kuman selesai, hasil pemeriksaan secara keseluruhan akan diumumkan kepada publik. Ia menargetkan dalam pekan ini hasilnya sudah bisa diketahui. BPOM akan berkoordinasi dengan pemerintah kota untuk mengumumkan.

 

Menurut Yoseph, pihaknya menangkap pertanyaan publik yang meragukan keamanan MBG. Banyak orangtua melarang anak mereka mengonsumsi MBG demi mencegah terjadinya keracunan pada anak mereka. ”Kami memahami (kekhawatiran) itu,” ucapnya.

Kepala Perwakilan Ombudsman Provinsi NTT Darius Beda Daton mendorong evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan MBG di NTT. Ia pun berharap peristiwa keracunan massal di NTT menjadi pelajaran berharga agar kejadian serupa tidak berulang.

”Memitigasi dengan menyusun standar prosedur pengecekan higienitas dan kelayakan menu MBG sebelum dibagikan ke siswa penerima manfaat,” katanya.

 

Ia juga meminta koordinator program MBG di NTT dapat bersinergi dengan pemangku kepentingan dalam pengawasan seperti dinas kesehatan dan BPOM. Perlu sinergi dalam memonitor proses pengolahan dan distribusi makanan. Dengan demikian, publik pun yakin.

”Juga penting keterbukaan informasi terkait dapur pengolahan MBG. Bagaimana publik mengakses dapur, memastikan pengolahan makanan benar-benar sehat dan aman,” kata Darius.

 

Sementara itu, hingga Senin ini perwakilan Badan Gizi Nasional di NTT belum memberikan pernyataan terkait keracunan massal di Kota Kupang pekan lalu. Florencio Mario Vieira dari tim monitoring MBG belum merespons pertanyaan redaksi yang sudah ia baca melalui pesan Whatsapp.

Sumber: