Tantangan Perempuan NTT dalam Kemandirian Ekonomi

Tantangan Perempuan NTT dalam Kemandirian Ekonomi

Di balik peran krusial perempuan dalam menopang ekonomi keluarga dan daerah, masih dihadapkan pada berbagai tantangan yang menghambat kemandirian ekonomi.--

Disway.id, NTT - Di balik peran krusial perempuan dalam menopang ekonomi keluarga dan daerah, masih dihadapkan pada berbagai tantangan yang menghambat kemandirian ekonomi. Salah satu hambatan utama adalah keterbatasan akses terhadap pendidikan, yang pada gilirannya membatasi peluang mereka untuk mengakses pekerjaan dengan penghasilan yang layak.

“Realitas ini menuntut adanya intervensi kebijakan yang lebih berpihak pada pemberdayaan perempuan.” tutur Anggota DPRD NTT Dr. Inche D.P. Sayuna, SH., M.Hum., M.Kn., kepada rri.co.id, Jumat (01/08/25).

 

Ia menjelaskan bahwa meskipun perempuan banyak menguasai sektor UMKM dan melakukan berbagai usaha kreatif dari rumah, kontribusi mereka seringkali tidak terekspos secara luas. "Peran mereka sebetulnya ada, cuma senyap," ujarnya.

 

Kesenjangan akses pendidikan membuat perempuan sulit menjangkau pekerjaan yang lebih baik, sehingga meskipun bekerja keras, penghasilan mereka tetap minim.Untuk mengatasi persoalan ini, Dr. Inche menggarisbawahi pentingnya kebijakan pemerintah yang mempermudah akses perempuan.

“misalnya, di sektor UMKM dan kerajinan seperti menenun, perlu ada kebijakan yang memungkinkan mereka mendapatkan akses modal tanpa agunan dan tanpa bunga. Hal ini krusial untuk menopang usaha mereka dan memastikan keberlanjutan ekonomi rumah tangga, terlepas dari program pengentasan kemiskinan umum yang sudah ada,” ucapnya.

 

Tidak hanya modal, Dr. Inche juga menyoroti kebutuhan program peningkatan keterampilan bagi perempuan, terutama mereka yang berencana menjadi pekerja migran. Program-program ini harus komprehensif agar perempuan memiliki keterampilan yang mumpuni, sehingga dihargai, diterima, dan mendapatkan penghasilan layak di luar negeri, sekaligus diproteksi hak-haknya.

Sumber: